Menurut sejarah, bangsa manusia selalu diwarnai dengan peperangan, pada masa perang dunia setiap negara berusaha menunjukkan kekuatan militernya demi memperoleh kemenangan. Ternyata beberapa strategi mampu membuat musuh mengalami kekalahan telak. Hal itu menunjukkan bahwa perang bukanlah hanya tentang jumlah alutsista atau jumlah tentara, namun strategi juga memegang peranan yang cukup penting. Lantas apa sajakah strategi perang terbaik itu?, informasi itu akan dibahas dibawah ini.
Taktik Perang Terbaik Sepanjang Sejarah Umat Manusia
- Gerilya
Perang gerilya adalah perang sembunyi-sembunyi dan menyerang musuh sewaktu musuh lengah. Gerilya sendiri berasal dari bahasa Spanyol yaitu Guerrilla yang berarti perang kecil, strategi gerilya umumnya dilancarkan oleh kelompok-kelompok pasukan kecil yang menyerang secara hit and run ke posisi musuh yang rentan untuk diserbu. Tak hanya Indonesia saja yang pernah menjalankan taktik gerilya, Vietnam, Kuba, China hingga Korea Utara juga pernah menggunakan teknik ini. Strategi perang gerilya sangat manjur dalam peperangan yang tidak berimbang.
- Blitzkrieg
Blitzkrieg dikenal sebagai sebuah doktrin militer yang diadopsi Jerman ketika perang dunia ke 2 berlangsung. Strategi itu dapat dianggap sebagai metode perang kilat dengan menggunakan pasukan bermotor seperti panzer, infantri mekanik dan kavileri sebagai tulang punggung sebuah serangan. Disamping itu, koordinasi juga dilakukan dengan pasukan udara sehingga sebuah serangan dapat dilakukan dengan efektif dan mematikan.
Strategi yang digunakan oleh Jerman ini sangat cepat dan mengejutkan lawan. Biasanya lawan akan kesulitan merespons atau mengimbangi serangan itu, dengan Blitzkrieg Jerman mampu menghancurkan negara-negara disekitarnya hanya dengan hitungan hari maupun minggu. Era perang dunia ke 2, Blitzkrieg selalu diakhiri dengan pertempuran pemusnahan.
- Great Patriotic Warfare
Setelah kehancuran red army pada tahun 1941, Uni Soviet memang sangat kekurangan peralatan perang. Namun dengan sistem kerja paksa dan pemindahan industri besar-besaran akhirnya Uni Soviet mampu menyusun kekuatannya kembali. Kementrian pertahanan memutuskan untuk merekrut sebanyak-banyaknya tenaga manusia untuk angkatan bersenjata. Meskipun mereka harus berangkat perang tanpa peralatan yang memadai dan perbekalan yang minim.
Untungnya pada tahun 1941 terjadi musim dingin ganas yang membuat kekuatan Jerman melemah. Pasukan Blitzkrieg ternyata tak mempunyai kekuatan musim dingin sehingga harus bersusah payah menghadapi pasukan Uni Soviet yang jumlahnya banyak namun minim senjata berat.
- Fire Power Focus
Saat aktif pada perang dunia ke 2, Inggris menjadi negara yang memiliki paling sedikit korban. Hal itu dikarenakan para jendralnya menerapkan strategi Fire Power Focus, Jenderal Bernard dari Inggris ketika menghadapi pasukan dari Erwin Rommel di Afrika Utara memilih bertahan atau kalau perlu mundur. Menghadapi Jerman, Jenderal Bernard selalu melakukan perlawanan pelan-pelan. Para petinggi militer Inggris lebih suka mengorbankan logistik ketimbang menghamburkan sumber daya manusia.
Dalam melakukan serangan, tentara Inggris lebih dulu berada di garis pertahanan Jerman, kemudian melakukan serangan frontal dengan menggunakan tank dan invantri yang berkedudukan saling suport. Cara seperti ini memang mahal dalam hal biaya, namun teknik ini sangat efektif untuk meminimalisir korban. Dalam perang dunia 1 atau 2 tentara Inggris sering dicap sebagai orang yang terlalu berhati-hati serta kolot.
- Carpet Bombing
Amerika Serikat pada perang dunia merupakan negara yang memiliki paling banyak sumber daya baik manusia maupun alam yang melimpah. Berbeda dengan Inggris, orang Amerika terkenal akan sikapnya yang tidak sabaran, selalu ingin cepat memperoleh hasil walau terkadang dilakukan dengan pemborosan. Selama perang dunia ke 2, Amerika memproduksi pesawat pembom jarak jauh dalam jumlah luar biasa banyak.
Dengan jumlah pesawat tempur yang banyak, negeri paman sam selalu mengandalkan strategi carpet bombing yaitu metode pemboman secara besar-besaran pada suatu target. 1 serangan dapat melibatkan 100 hingga 300 pesawat pembom sekaligus atau lebih, bom yang dijatuhkan oleh pesawat akan meluluh lantahkan permukaan tanah hingga hampir tidak lagi dapat dikenali. Seakan-akan sebuah karpet yang diturunkan dari langit menutupi tanah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan.